masih basah dalam ingatan:
lengking sangkakala purba
di malam betina
desis parang, peluru, nyanyian sumbang
di malam hari
jiwa-jiwa sudah lupa arti hidup
dan mati
berpuluh tahun berpeluh darah
merenda luka demi segaris tawa
lenyap kerna pemantik angkara
ada yang memilih mati demi hargadiri
ada yang tanggalkan kutang dan celana
demi setunggal nyawa
bocah bocah mencangkung di sisi tubuh ayah ibunya yang beku
tiada henti menggosok-gosokan punggung jemari pada sudut mata yang luka
"ooo...ayah... ooo...ibu... siapa besok yang siapkan makan pagiku... siapa besok yang betulkan letak kancing bajuku...''
ternyata, sangkakala itu milik manusia purba:
melihat yang lain tanpa kelamin dan usia.
Probolinggo 05 maret 2010
(Tragedi Sambas, versi ke 3)
singgah sejenak menikmati kopi disini.hi salam kawan,
ReplyDeletemonggo silahkan, kawan...
ReplyDelete