aku ingin lelap lagi di rahim matamu yang kelabu. aku ingin lagi punguti ptongan-ptongan kenang yang lama hilang, melarutkanya di tungku rumah kecil kita dengan keringatku yang darah. lalu kita terbangun pagi-pagi sekali melepas segala resah tadi malam. seperti secara tidak sengaja kau anggap senja sebagai aku, atau kuanggap kamu sebagai hujan waktu itu.