Friday, February 17, 2012

Pantai Mimpi

''matahariku'' adalah lagu yang sering ia nyanyikan di beberapa tempat saat kami bertemu dan, di stasiun tempat kami menunggu; menunggu mimpi_mimpi yang tertunda, atau sebuah dermaga yang belum usai kubuat. ''pergilah arungi samudra dengan skoci kecil ini, kembalilah jika kelak kau berhasil menaklukkan negri matahari''. pintanya berulangkali.

susah payah aku menaklukkan negri matahari. ternyata cinta bisa membuat manusia jadi gila. manusia bisa baik karena cinta. Juga sebaliknya, ia bisa berubah jahat sejahtnya karena mahluk yg namanya cinta. Duh ironi.

Aku babat negri matahari dengan peluh dan darahku. Tak kuhiraukan jin dan setan melahapku sekali pun, lagi-lagi karena cinta.

Malam ini malam purnama. bulan menyorongkan cahayanya seolah menembus laut pantai mimpi dan isinya. Yah, kami memang menamai pantai itu pantai mimpi.

di sudut dermaga, anak kecil menendangnendangkan kaki mungilnya yang terbenam satengah betisnya hingga membentuk sebuah bunyi-bunyian. Rupanya anak kecil itu menikmatinya bak musik klasik dijaman ayahku.

sekociku perlahan menghapiri dan berlabuh tepat di depannya. Oh, bocah ini begitu cantik. matanya coklat memancarkan kilau keindahan dari balik rekahnya. Ia tetep asik bermain air, seolah tak sedikit pun perduli dengan keberadaan sekeliling tak terkecuali dengan kedatanganku. Anak yang aneh! Kenapa malam-malam ia berada di tempat ini? Aduhai..., perempuan kecil ini mengingatkan aku pada seseorang. Ah siapa anak yang punya wajah indah bagai dewi langit ini?

Bersambung...

No comments:

Post a Comment