Pada setiap langkah yang terlepas, ingin kucipta jejak paling berarti bagimu, lalu, lahirlah hanya nama kita di waktu-waktu terasing sekali pun
Monday, August 30, 2010
Wednesday, August 25, 2010
Gejolak, Clurit Usang
Oleh: Rangga Umara
Di kota kecil aku tegak
saat matahari naik setombak
Mengepal gejolak
Jiwa yang kian berombak
Di balik dinding bambu
Terdengar syair teman kecil
Tentang perutnya yang letih
Sesekali meneriaki koruptor yang makin gigih
Merampas jatah kami
Aku picingkan mata
Melihat celurit usang
Menyembul di balik punggung
Ayah yang makin bungkuk ditekuk
Himpitan ekonomi
"Ayah, kupinjam clurit usangmu... biar kusayat
Leher jenjang pemain sumpah yang berdasi itu".
Ayah hanya menggeleng kecil sambil memberi rumput sapinya
Yang masih berjumlah dua biji
Jakarta, 14 Agustus2010
Tuesday, August 24, 2010
The way you look at me
Oleh: Christian Bautista
No one ever saw me like you do
All the things that I could add up to
I never knew just what a smile was worth
But your eyes say everything without a single word
Coz there's something in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You make me believe that there's notheing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's something in the way you look at me
If I could freeze the moment in my mind
Be the second that you touch your lips to mine
I'd like to stop the clock make time stand still
Coz baby this is just the way I always wanna feel
Coz there's something in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You make me believe that there's notheing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's something in the way you look at me
I don't know how or why
I feel different in your eyes
All I know is that it happens everytime
Coz there's something in the way you look at me
It's as if my heart knows you're the missing piece
You make me believe that there's nothing in this world I can't be
I'd never know what you see
But there's something in the way you look at me
Wednesday, August 18, 2010
Kebersamaan Yang Sia-sia
pecahkan saja gelas itu di mataku
biar kebutaanku benar nyata,
biar setan-setan itu menyebut kepulangan adalah kesunyian paling merdu
biar kepergianku sebuah penanggalan luka,
bagimu.
malaikat dan setanpun akan memperdebatkan
kenyataan abu-abu paling gaib yang kau anggap itu benar ada.
datang dan pergi
adalah perjanjian paling abadi
yang harus kita tepati
setelah itu, tak usah kita bicarakan tentang air mata,
tentang pertemuan kita, atau tentang kebersamaan yang sia-sia.
aku lelah.
Jakarta, 18 Agustus 2010
biar kebutaanku benar nyata,
biar setan-setan itu menyebut kepulangan adalah kesunyian paling merdu
biar kepergianku sebuah penanggalan luka,
bagimu.
malaikat dan setanpun akan memperdebatkan
kenyataan abu-abu paling gaib yang kau anggap itu benar ada.
datang dan pergi
adalah perjanjian paling abadi
yang harus kita tepati
setelah itu, tak usah kita bicarakan tentang air mata,
tentang pertemuan kita, atau tentang kebersamaan yang sia-sia.
aku lelah.
Jakarta, 18 Agustus 2010
Wednesday, August 4, 2010
Senja dan Hujan
a
di rahim matamu kembali aku ingin lelap.
aku ingin lagi punguti potongan-potongan kenang
yang lama hilang, melarutkanya di tungku rumah kecil kita dengan
keringat makin darah. lalu kita terbangun pagi-pagi sekali melepas
segala resah tadi malam.
seperti secara tidak sengaja kau anggap senja sebagai aku, atau
kuanggap kamu sebagai hujan waktu itu.
bolehkah aku cemburu lagi padamu?.
Jakarta, 05 Agustus 2010
Monday, August 2, 2010
Cerita Kecilku ...
Kali ini aku ingin curhat. pada laptop yang menemaniku setiap waktu, atau pada sunyi yang selalu datang bila malam kembali.
Aku curhat tentang masa kecil dan perjalanan hidupku saja, yah? aku tahu kamu takkan pernah menolak atau protes dengan semua keluhku. Karena aku tahu kamu adalah teman terbaikku.
Teman, waktu kecil dulu aku sangat bahagia dan riang dalam asuhan kakek dan nenekku. Yah, aku memang tumbuh besar dalam asuhan kakek dan nenek yang juga pengasuh Pesantren itu. Besar alasan orang tuaku menitipkan aku pada mereka, biar aku bisa memahami apa itu agama, iman, dan islam, katanya. Benar saja, kakek dan nenekku selalu mendoktrinku dengan baik, bijak dan penuh kasih. Hampir tak ada sebaris kerutpun di wajah mereka dalam menghadapi semua tingkah laku termasuk juga kenakalanku.
Aku curhat tentang masa kecil dan perjalanan hidupku saja, yah? aku tahu kamu takkan pernah menolak atau protes dengan semua keluhku. Karena aku tahu kamu adalah teman terbaikku.
Teman, waktu kecil dulu aku sangat bahagia dan riang dalam asuhan kakek dan nenekku. Yah, aku memang tumbuh besar dalam asuhan kakek dan nenek yang juga pengasuh Pesantren itu. Besar alasan orang tuaku menitipkan aku pada mereka, biar aku bisa memahami apa itu agama, iman, dan islam, katanya. Benar saja, kakek dan nenekku selalu mendoktrinku dengan baik, bijak dan penuh kasih. Hampir tak ada sebaris kerutpun di wajah mereka dalam menghadapi semua tingkah laku termasuk juga kenakalanku.
Subscribe to:
Posts (Atom)