Watu Gilang
jiwa-jiiwa tanggalkan Mata
di muka pintu yang patah
mengusung keranda lama, tempat
mimpi semalam dibaringkan
kaki-kaki terus diayunkan
tangan-tangan terus menggenggam
harapan yang, sebetulnya kosong
kini tiba upacara ritual malam
boneka dengan kelamin berbeda dibekukan
bersujud, melucuti enam Telunjuk
tergelung di dada, di depan perapian.
kelopak mata telah retak kerna debu
wajah tuhan, nyata di seonggok batu tanpa baju
sayupsayup suara angin terngiang dipenghujung malam:
mintalah pada tuhanmu yang kau cetak dari batu
tersenyumlah kini, kelak kau menangis dengan kerak yang kau cipta sendiri.
kota mungil 21-03-2010
No comments:
Post a Comment