Tuesday, January 12, 2010

Mengenang Hujan di Gedung Tua

:Poetri

di gedung tua kita berteduh
setelah hujan menguyubi
tubuh

di antara meja kuna
kita mengurai kisah, kisah
sayap senja yang mengepak lengai
di bawah tajuan hujan

tak ada desah gigil menubi
tersirat resah di matamu
walau desir angin mengguritai tubuhku, kau
yang basah

''demi awan yang hadir sebagai hujan, berjanjilah,
jika kelak kita menjauh, kutitip namaku di dadamu'' pintamu

''usah kau katakan itu! sebab, betapa ingin aku
kau sebagai nafas dihelaku'' jawabku

kau rebah di rekap dekapku

hujan mulai gerimis ritmis
bulirbulirnya mendenting
genit telusupi gendang telinga
serupa lenting kecapi iringi
kidungkidung sunda

kini, kisah hujan, dan kelepak senja yang
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku

pun bayang tubuhmu yang nyaris tiada
kerap menyembul dibalik tubuh hujan
yang menanduri sunyi hati
dengan semai-semai rindu

Bandung 07 Januari 2010
Ditulis pada hari Kamis yang lalu · · 
Rangga Umara
Rangga Umara
terimakasih, Pandu. hanya note sederhana untuk mengenang.
07 Januari jam 18:22 · 
Istianah Dinda Sholihah
Istianah Dinda Sholihah
mengenang kebersamaanmu dgn ikan-ikan :D
07 Januari jam 19:10 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
hehe iya. aku suka ikan yang ehm ehm
07 Januari jam 19:43 · 
Hanz Purnama Putra
Hanz Purnama Putra
Kl aku suka ikan putilang bos........hehehe.
07 Januari jam 20:09 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Hanz Purnama- ikan yang indah itu pasti. rencana ke mdr gagal total eung...!
07 Januari jam 20:45 · 
Adhy Rical
Adhy Rical
dingin2 empuk! hehe

indahnya hujan itu. ia mungkin cemburu, biarkan bayang dirimu nyaris tiada. ow, tp bukankah itu lebh asyik? aduh, ga bisa ngintip nih. ;-)
hati2!
ia mgkn kelepek2 stelah membaca puisi ini.
08 Januari jam 10:37 ·
Al If Shine
Al If Shine
namaku hilang di situ ..

''Di'' itu selalu disambung yah?
08 Januari jam 10:51 ·
Windy Aurora Senja
Windy Aurora Senja
Hemm, kini kisah hujan dan kelepak senja yang belum usai kita urai: aku suka bait ini Kak, karena aku dan hujan di kenangmu itu.
Ikan... Wìnd juga ingin jadi ikan itu, bisa saksikan hujan tanpa tadahan.
Nikmat sangat Kenangan mu ini Kak. Trims.
08 Januari jam 11:00 ·
Rangga Umara
Rangga Umara
Mas Adhy, hehe bisa aja. untung gak di intip. hihi

Al If, belum dikoreksi.. liat, potonya ja masih nyusul tuh! maklum, ku posting dari ponsel. hehe terimakasih ya...
08 Januari jam 11:03 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Windy- ohya? berarti kita sama dong... TOSSHTTT!!!
ingat juga di obrolan kita bertiga di pic, Rini itu ya... hehe
terimakasih windy
08 Januari jam 11:09 · 
Ratna Munawarah
Ratna Munawarah
Aku sangat suka hujan, bila ia datang di siang hari dan saat senja tiba menjadi pelangi, Kisahmu membawaku pada kenang akan hujan dan keindahannya..kau berdua dalam simbah hujan di dalam gedung tua dihiasi janji saling menitipkan damba, meski telah lalu hujan selalu datang membawa rindu ngilu...ih...ih...hujan yang kilap dan kau bawa aku melihat indahnya....hatur nuhun Rangga
08 Januari jam 11:10 · 
Windy Aurora Senja
Windy Aurora Senja
Aku selalu ingat itu Kak, sampai Gr, pikirku hujannya adalah mbk Rin, senjanya 'aku' di gedung tuamu itu.hehe Toosss
08 Januari jam 11:11 · 
Susy Ayu
Susy Ayu
Mas rangga...aduhai sekali..bagaimana rindu itu bisa dibalut dgn bungkusan secantik ini....aih..aih...
08 Januari jam 11:12 · 
Asep Rayhanusheva
Asep Rayhanusheva
hujan selalu membawa kenangan yang sngat indah apalagi mengalunnya diiringi puisi ...''saya hanya titip.usah kau katakan itu betapa ingin aku kau sebagai nafas helaku..'' sangat romantis...keren kang.rangga
08 Januari jam 11:14 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Ratna- aih aih... rupanya sama ya? makasih kembali...

@Windy- betul juga tuh, katamu. hihihi asik ya...

@Susy- terimakasih pujinya,.. aku jadi ehm ehm =)..

@Asep- benarkah? hanya note sederhana kok! terimakasih ya...
08 Januari jam 11:19 · 
Yuli Kyala Asykury
Yuli Kyala Asykury
aku cina note ini. muachhhh!!!
08 Januari jam 11:23 · 
Timur Sinar Suprabana
Timur Sinar Suprabana
kini, kisah hujan, dan kelepak senja yang
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku

:hhhh......
.....
08 Januari jam 11:42 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Kyala- tengkyu...

@Timur Sinar- mohon petunjuk kang... belum dikoreksi pula. hehe terimakasih sudi singgah disi.
08 Januari jam 11:52 · 
Frans. Nadeak
Frans. Nadeak
@ Istianah Dinda Sholihah
Ikannya bagus sekali...
:-)
08 Januari jam 12:20 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Frans- dia memang pintar bikin ikan, mas... hehe
08 Januari jam 12:42 · 
Frans. Nadeak
Frans. Nadeak
@ Rangga Umara
ha.. ha...

Selain ikan,
memang puisi ini sangat syahdu dinikmati...
08 Januari jam 12:47 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
mas Frans, hehe tak sebagus esaimu, kata bang hudan benar kan? hehe
08 Januari jam 12:56 · 
Abdi Negara
Abdi Negara
mas rangga se gentehg ajerin kok....yeh...?
08 Januari jam 13:37 · 
Amirudin Soamole
Amirudin Soamole
Sejuta makna tersirat dr bait bait puisi
tak bisa kubayangkan bgitu indah kenangan itu menyatu bagaikan awan dan hujan dan trpisa Lagi namun dngan pembuktian Lahirlh bibit2 sejoli tuk mnjaga menata hidup ini.BUNG Lanjutkan puisix yah.
08 Januari jam 13:53 · 
Laut Biru
Laut Biru
Puisi-puisi Rangga selalu memikatku, kata-katanya saling menguntai indah. Selalu kutunggu puisi-puisimu kawan.
08 Januari jam 14:07 · 
Samsudin Adlawi
Samsudin Adlawi
bo, mon ujan nyaman ongguh e gabai berdua-duaan kak...
08 Januari jam 14:25 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Abdi- hehe jadi malu aku! terimakasih.

@Amirudin- baiklah... terimakasih berkenan hadir ya...

@Laut Biru- weleh weleh... kelak kita insyaallah ketemu ya...terimakasih...

@Samsudi- haha untuk sobung se ngintep yo mas... aih jadi merah aku! hihi
08 Januari jam 14:41 · 
Rini Widya Sumardi
Rini Widya Sumardi
dialog dalamnya keren..
puisinya indah, trimakasih ya mas
08 Januari jam 15:39 · 
Lia Salsabila
Lia Salsabila
rindu ya...terkenang masa silam???
keen euy..
jadi nech ke pantai batu???
08 Januari jam 17:28 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Rini- terimakasi ya Rini...

@Lia- hmmmm, rindu sekali... ohya, rencana itu ternya gagal total, Lia. insyaallah kelak akan terealisasi ya Lia... terimakasih banya, kawan.
08 Januari jam 17:36 · 
Widhi Hardiyanto Soebekti
Widhi Hardiyanto Soebekti
duhai hujan sahabatku

yang lahir dari awan

yang menelan segala bayang...

"katakan padaku legenda Celurit Sakti itu...

kudengar dia membatik langit sekarang?"

[Rangga...maaf baru sempet
...he he he
menderap pilu.....]

sukses untukmu,
sukses untuk karyamu...

salam kasih abadi Ibunda
08 Januari jam 17:44 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Widhi- Clurit sakti sedang rebah di jantungku...

terimakasih mas... kehadirannya.

salam senyum
08 Januari jam 17:59 · 
Lia Salsabila
Lia Salsabila
Tak napeh
08 Januari jam 18:48 · 
Yazid Musyafa
Yazid Musyafa
keran, mas rangga. :)
saya suka 3 larik ini:
"kini, kisah hujan, dan kelepak senja yang
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku"...
he2.., mengingatkan saya sekali. :)
terima kasih untuk berbagi.
salam..., :)
08 Januari jam 19:11 · 
Agus Subandi
Agus Subandi
Butiran kata-katanya menusuk pilu! Membangunkanku untuk terus berfikir: "Aku teringat oleh kenangan masa laluku..., dan engkau sobatku, bersyukurlah karena engkau bisa mencintai...!"
08 Januari jam 21:05 · 
Widhi Hardiyanto Soebekti
Widhi Hardiyanto Soebekti
LE...!!!!PAS...!!!KAN...!!!
BE....!!!!BAN....!!!!
HAHHH!!!!!.....!!!!!!!
08 Januari jam 21:28 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Lia- skalangkong. kaso'on...ghi?

@Yazid- aih aih... ternyata punya kenangan mendalam juga ya?

@Agus Subandi- iya mas, aku mencintai sekali. terimakasih mas......

@Widhi - ma....reee... ki...ta.... leee pas lepas ploNG! hehe jare kate futsal nang Bandung? kapa?
08 Januari jam 22:04 · 
Widhi Hardiyanto Soebekti
Widhi Hardiyanto Soebekti
tunggunen...ngko tak telpon...
08 Januari jam 22:06 · 
Yazid Musyafa
Yazid Musyafa
hahaha..,
alhamdulillah masih punya rasa, mas. :)
08 Januari jam 22:17 · 
Weni Suryandari
Weni Suryandari
bagus banget....romantis, endingnya...duh...aku merasakan ruhnya...apik Rangga.....
08 Januari jam 22:59 · 
Sangga ท้องฟ้า
Sangga ท้องฟ้า
Karya ini : sendu. Dan aku suka.
Sab pukul 6:25 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Widhi- iya aku tunggu, mas...

@Yazid- maksudku, punya kenanga seperti itu juga?

@Weni- aku suka cerpenmu yang kemarin itu lho, mbak... serasa ehm ehm hehe sakalangkong ghi? caepon oreng bangkalan...

@Sangga- TERIMALAKASIH. hehe
Sab pukul 6:41 · 
Nuthayla Anwar
Nuthayla Anwar
membaca puisimu, akupun menjadi rindu...
indah mas rangga, puisi yang meninggalkan kesan : )
Sab pukul 10:22 · 
Mh Poetra
Mh Poetra
Ajib,
Jarang yg meninggalkan kesao spt ini
:)
Sab pukul 13:10 · 
Cepi Sabre
Cepi Sabre
"... kini, kisah hujan, dan kelepak senja
yang belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku ..."

bait ini ditulis begini asik gak ya?...

omong-omong, puisinya lebih merdu daripada koes plus. hehehe ...
Sab pukul 15:08 · 
Yazid Musyafa
Yazid Musyafa
he2..,
iya. & masih bisa mengenangnya, karena masih dianugerahi untuk menikmati rasa. :)
salam..., :)
Sab pukul 15:44 · 
Prasetyo Samandiman
Prasetyo Samandiman
walau hujan telah reda, rasa-rasanya bekas nampolnya puisimu masih ada.
Sab pukul 16:24 · 
Rangga Umara
Rangga Umara
@Nuthyla- hehe terimakasih pujinya ya mbk Thela yg baik...

@Poetra- uhuk uhuk lagi dimanong ining? katanya mampir lagi?

@Cepi- hihihi aku senang lagunya mas......

@Yazid- oh begitu ya? aih... makasih...

@Prasetyo- hehehe ini masih lekat mas... makasih...
Sab pukul 16:45 · 
Yazid Musyafa
Sab pukul 16:46 · 
Musang Pengembara
Musang Pengembara
merdu sekali toan, panahmu mengena jantung ini.. romantis! salam gila toan ahahahahah
Min pukul 13:18 · 

1 comment: