Wednesday, November 11, 2009

Kisah Clurit Sakti Dan si Anak Bulan


[hari ini tepat ulang tahun bersatunya dua pulau]


clurit sakti menatap tajam kearahku
seolah ada dendam yang mengerang didadanya
mata tajamnya liar ingin segera mengganyangku

kubalas tatapnya dengan senyum
''clurit saktiku...
aku anak bulan,yang dikirim langit sebelum siang
mari kembali ke negri awan sebelum ia jadi hujan
disana kita dulu bermain penuh damai
disana kita dulu bersenda dengan bintang-bintang
disana kita dulu menyapa rumput tanpa dendam''

''jangan biarkan nyawa melayang tanpa suara
jangan biarkan jiwa mengerang dikubang nafsu
tanpa jasad
kemarilah, sayat saja dadaku, agar engkau tahu
darah yang mengalir didadaku bukanlah nafsu''

clurit sakti menatapku penuh girang
''hai anak bulan, kisahkan kepadaku tentang si anak malam
yang dulu kerap membisikiku dengan adzan
aku rindu dengan kidung-kidung suci Al-Qur'an
aku sudah lelah melayang-layang di medan perang''

''clurit saktiku...
semua kisah takkan menghilang bagai cerita usang
kemarilah, kugenggam gagangmu dengan jemari hati
ku bacam engkau dengan air rohani
ku asah tajammu dengan ayat suci''

dia
aku
engkau
dari negri awan

di tubuhmu terlukis tujuh bintang keabadian
di pamormu tertulis sejarah persaudaraan
di gagangmu pendarkan aroma perdamaian
jadikan negri awan negri kebanggaan

kucarikan serangkamu yang lama hilang.


Oleh: Rangga Umara


Bandung 11/11/09

No comments:

Post a Comment