Pada setiap langkah yang terlepas, ingin kucipta jejak paling berarti bagimu, lalu, lahirlah hanya nama kita di waktu-waktu terasing sekali pun
Monday, January 25, 2010
Tuesday, January 12, 2010
Mengenang Hujan di Gedung Tua
:Poetri
di gedung tua kita berteduh
setelah hujan menguyubi
tubuh
di antara meja kuna
kita mengurai kisah, kisah
sayap senja yang mengepak lengai
di bawah tajuan hujan
tak ada desah gigil menubi
tersirat resah di matamu
walau desir angin mengguritai tubuhku, kau
yang basah
''demi awan yang hadir sebagai hujan, berjanjilah,
jika kelak kita menjauh, kutitip namaku di dadamu'' pintamu
''usah kau katakan itu! sebab, betapa ingin aku
kau sebagai nafas dihelaku'' jawabku
kau rebah di rekap dekapku
hujan mulai gerimis ritmis
bulirbulirnya mendenting
genit telusupi gendang telinga
serupa lenting kecapi iringi
kidungkidung sunda
kini, kisah hujan, dan kelepak senja yang
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku
pun bayang tubuhmu yang nyaris tiada
kerap menyembul dibalik tubuh hujan
yang menanduri sunyi hati
dengan semai-semai rindu
Bandung 07 Januari 2010
di gedung tua kita berteduh
setelah hujan menguyubi
tubuh
di antara meja kuna
kita mengurai kisah, kisah
sayap senja yang mengepak lengai
di bawah tajuan hujan
tak ada desah gigil menubi
tersirat resah di matamu
walau desir angin mengguritai tubuhku, kau
yang basah
''demi awan yang hadir sebagai hujan, berjanjilah,
jika kelak kita menjauh, kutitip namaku di dadamu'' pintamu
''usah kau katakan itu! sebab, betapa ingin aku
kau sebagai nafas dihelaku'' jawabku
kau rebah di rekap dekapku
hujan mulai gerimis ritmis
bulirbulirnya mendenting
genit telusupi gendang telinga
serupa lenting kecapi iringi
kidungkidung sunda
kini, kisah hujan, dan kelepak senja yang
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku
pun bayang tubuhmu yang nyaris tiada
kerap menyembul dibalik tubuh hujan
yang menanduri sunyi hati
dengan semai-semai rindu
Bandung 07 Januari 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)
indahnya hujan itu. ia mungkin cemburu, biarkan bayang dirimu nyaris tiada. ow, tp bukankah itu lebh asyik? aduh, ga bisa ngintip nih. ;-)
hati2!
ia mgkn kelepek2 stelah membaca puisi ini.
''Di'' itu selalu disambung yah?
Ikan... Wìnd juga ingin jadi ikan itu, bisa saksikan hujan tanpa tadahan.
Nikmat sangat Kenangan mu ini Kak. Trims.
Al If, belum dikoreksi.. liat, potonya ja masih nyusul tuh! maklum, ku posting dari ponsel. hehe terimakasih ya...
ingat juga di obrolan kita bertiga di pic, Rini itu ya... hehe
terimakasih windy
@Windy- betul juga tuh, katamu. hihihi asik ya...
@Susy- terimakasih pujinya,.. aku jadi ehm ehm =)..
@Asep- benarkah? hanya note sederhana kok! terimakasih ya...
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku
:hhhh......
.....
@Timur Sinar- mohon petunjuk kang... belum dikoreksi pula. hehe terimakasih sudi singgah disi.
Ikannya bagus sekali...
:-)
ha.. ha...
Selain ikan,
memang puisi ini sangat syahdu dinikmati...
tak bisa kubayangkan bgitu indah kenangan itu menyatu bagaikan awan dan hujan dan trpisa Lagi namun dngan pembuktian Lahirlh bibit2 sejoli tuk mnjaga menata hidup ini.BUNG Lanjutkan puisix yah.
@Amirudin- baiklah... terimakasih berkenan hadir ya...
@Laut Biru- weleh weleh... kelak kita insyaallah ketemu ya...terimakasih...
@Samsudi- haha untuk sobung se ngintep yo mas... aih jadi merah aku! hihi
puisinya indah, trimakasih ya mas
keen euy..
jadi nech ke pantai batu???
@Lia- hmmmm, rindu sekali... ohya, rencana itu ternya gagal total, Lia. insyaallah kelak akan terealisasi ya Lia... terimakasih banya, kawan.
yang lahir dari awan
yang menelan segala bayang...
"katakan padaku legenda Celurit Sakti itu...
kudengar dia membatik langit sekarang?"
[Rangga...maaf baru sempet
...he he he
menderap pilu.....]
sukses untukmu,
sukses untuk karyamu...
salam kasih abadi Ibunda
terimakasih mas... kehadirannya.
salam senyum
saya suka 3 larik ini:
"kini, kisah hujan, dan kelepak senja yang
belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku"...
he2.., mengingatkan saya sekali. :)
terima kasih untuk berbagi.
salam..., :)
BE....!!!!BAN....!!!!
HAHHH!!!!!.....!!!!!!!
@Yazid- aih aih... ternyata punya kenangan mendalam juga ya?
@Agus Subandi- iya mas, aku mencintai sekali. terimakasih mas......
@Widhi - ma....reee... ki...ta.... leee pas lepas ploNG! hehe jare kate futsal nang Bandung? kapa?
alhamdulillah masih punya rasa, mas. :)
@Yazid- maksudku, punya kenanga seperti itu juga?
@Weni- aku suka cerpenmu yang kemarin itu lho, mbak... serasa ehm ehm hehe sakalangkong ghi? caepon oreng bangkalan...
@Sangga- TERIMALAKASIH. hehe
indah mas rangga, puisi yang meninggalkan kesan : )
Jarang yg meninggalkan kesao spt ini
:)
yang belum usai kita urai :masih mengurat
di nadi kenangku ..."
bait ini ditulis begini asik gak ya?...
omong-omong, puisinya lebih merdu daripada koes plus. hehehe ...
iya. & masih bisa mengenangnya, karena masih dianugerahi untuk menikmati rasa. :)
salam..., :)
@Poetra- uhuk uhuk lagi dimanong ining? katanya mampir lagi?
@Cepi- hihihi aku senang lagunya mas......
@Yazid- oh begitu ya? aih... makasih...
@Prasetyo- hehehe ini masih lekat mas... makasih...