Sunday, December 9, 2012

Surabaya dan Rindu

orangorang itu berbicara mesra, tenggelam dalam ramainya lampulampu kota. Aku terhenti. Di sinilah malam pernah berlalu dengan mesra. Kita duduk di emperan, trotoar, menikmati nasi goreng dan ganasnya malam surabaya. Kita melepas waktu seperti biasa, seolah tragedi dunia hanya mitos saja, bahkan menertawakannya, seperti ketika aku muntahmuntah karena segelas Es te emje produk kakilima. Kamu terkekeh sambil menepuk pundakku. aku menatapmu seperti orang yang tak pernah kutinggalkan. Aku bahagia meski sekarang tanpa kabar apa apa.