Saturday, October 30, 2010

Nyanyian Kampungku

catatan sederhana, silahkan disikapi

Ole olang…
Tak kukenal siapa penggubah lagu merdu
Dari tanah Ibu kami ?

Namun, aku yang menangis ketika arit kakekku menjadi clurit merah di tangan orang-orang yang tak pernah kulihat wajahnya, lalu melekat di mata lain yang menganggap itu sebagai kutukan. sedang mereka tak pernah menyelam di
laut kami sekali pun, apalagi hafal lagu kami.

Ole olang…
lagu ini sering kunyanyikan
di awal pagi sambil rebah di bawah
pohon perdu menunggu ayah
yang belum usai membajak sawah,
atau ketika membetulkan surau tempat
kami mengaji. Surau kami sering rusak
karena tak sekokoh rumah wakil rakyat.

Jakarta, 30 Okt 2010



Sunday, October 24, 2010

Kembalinya Majnun Pada Laila

I
Lail, apa yang hendak kau ceritakan
malam ini. Bicaralah… lihatlah
tubuhku yang mulai keriput

II
Lail, sudah lama aku ingin terkubur di tanah
yang jauh, agar pencatat sejarah tak pernah menemukan
namaku di satu nisan pun, lalu akhirnya kau mengajakku
ke tempat ini, bermalam di tanah sunyi ini tanpa satu setan pun
yang mengganggu

III
Lail, cukuplah kita saling memendam dalam-dalam nama kita
di tanah merah ini.

IV
Oh, betapa jauh aku membawa dendam rindu ini
hingga banyak waktu kulalui tanpa nama,
hingga banyak orang merubah namaku menjadi Majnun.
dan kini kutemui kau tidur lelap di sini.

V
Lail, malam mulai tua
mendekatlah lebih dekat
kini ku datang padamu utuh sekali, hanya untukmu.

Bandung, 25 Okt 2010

Wednesday, October 13, 2010

Di Kota yang Luka

di luar jendela angin gaduh sekali membincangkan anak sungai yang tak mampu memetakan dirinya pada sebuah muara. “O, tidak! Ia akan pulang, sebab muara adalah rumah paling nyata”.Langit tak henti-henti menyerapahi genteng rumah dengan dengusan-dengusan angkuh membuat organ-organ tubuh tersalib sekian lama. ”O, malam yang kelam, begitu tajam garis nasib yang kau goreskan di tubuhku hingga aku lupa bertanya, berapa banyak bintang jatuh yang lupa kau ceritakan?”

Pada burung-burung aku belajar menyikapi hidup, karena hidup bukan sekedar dari tangan ke mulut.
pada karang di laut aku belajar kehilangan, karena setiap yang datang ia pasti berpulang.

Lalu kepadanya aku belajar kejam pada yang bernama kehilangan dan kekurangan.
Aku berdiri di tanah lain, di kota yang mulai luka,
tak melahirkan apa pun selain nama untuk mempertegas dirinya.

Jakarta, 14 Okt  2010

Sunday, October 10, 2010

Dunia Jalang

 Oleh: Rangga Umara

Tuhan
Jangan biarkan aku terlalu mesum
Dengan duniamu yang wanita jalang

Jakarta, 07 Okt 2010

Sunday, October 3, 2010

Sajak Kecil

MALAM

malam,
datanglah...
malam,
pulanglah lebih dekat
sunyi teramat lama
menulis angka di keningku

malam,
pulanglah...

Jakarta, 03 Okt 2010

Badik Bulan Betina

Musim-musim telah surut ke rumah masing-masing
Di sini aku sendiri telanjangi  malam.
Bulan betina bermalam di singgasananya
Setelah menorehkan badik
Di tubuhku

Bandung,01 Okt 2010